Minggu, 21 Oktober 2012

7 Cara Pemimpin Menghadapi Perubahan


Pemimpin Kristen memiliki tanggung jawab besar untuk memimpin organisasinya. Mengemban tanggung jawab ini, pemimpin harus menyikapi perannya sebagai seorang strategos yang andal. Sebagai seorang strategos, pemimpin harus menyiasati upaya memimpin secara strategis-taktis, yang olehnya ia dapat melaksanakan upaya memimpin secara efektif, efisien, sehat dan menghasilkan. Pada sisi lain, ia harus menyadari dirinya sebagai pemimpin Kristen yang bertanggung jawab utuh atas kehidupan organisasi, khususnya orang-orang yang dipercayakan kepadanya (I Petrus 5:1-5).
Sebagai pemimpin Kristen yang mereprensentasi peran imam, nabi dan rasul Allah, pemimpin Kristen memiliki tugas yang penting yang harus diemban di tengah segala macam kondisi yang juga kompleks. Di sini, sangatlah disadari bahwa tatkala pemimpin memimpin, ia dihadapkan kepada berbagai macam tantangan, salah satunya ialah perubahan yang sejalan dengan kondisi peradaban yang di dalamnya kita menjalani sejarah. Menyikapi tanggung jawab kepemimpinan ini, pemimpin harus memastikan pelaksanaan peran strategosnya pada bidang-bidang berikut, dalam menghadapi serta menjawab tantangan perubahan.

  1. Pemimpin Kristen harus membangun suatu landasan perencanaan strategis guna menyiapkan perangkat strategi kepemimpinannya, yang dibangun di atas visi, misi, fokus, tujuan dan target kepemimpinan yang jelas.
  2. Pemimpin Kristen harus menyiapkan suatu platform pembekalan orang yang dipimpin melalui pendidikan terpadu, yang melengkapi mereka secara filosofis dan pengetahuan etika-moral etos praktis untuk menjawab tantangan sekularisme dan pengaruh lain yang menerpa dengan sikap proaktif.
  3. Pemimpin Kristen harus menyiapkan suatu strategi pelibatan semua komponen anggota dalam kepemimpinannya, sehingga semuanya menjadi aktif, sebagai landasan mengantisipasi pengaruh perubahan secara responsif.
  4. Pemimpin Kristen harus menjalankan upaya memimpin secara terencana dengan mengunakan semua sumber guna melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan secara relevan, menjawab kebutuhan anggota pada satu sisi, dan menjawab tantangan dunia pada sisi lainnya.
  5. Pemimpin Kristen harus membuka diri, membangun jejaringan dengan organisasi lain untuk saling melengkapi guna menghadapi tantangan bersama, baik secara domestik, mau pun global.
  6. Pemimpin Kristen harus membangun pendekatan sosio-kultural dengan pemerintah dan masyarakat untuk membina ketahanan bersama sebagai anggota anak bangsa, menghadapi tantangan perubahan mengglobal yang sedang terjadi dalam dunia di mana kita berada.
  7. Pemimpin Kristen harus menjalankan upaya memimpin berkualitas yang membuktikan bahwa ia memiliki ketangguhan untuk meneguhkan, melindungi dan membawa organisasinya ke depan dalam menjalankan tanggung jawab pembangunannya. 
READ MORE - 7 Cara Pemimpin Menghadapi Perubahan

Kamis, 18 Oktober 2012

Model Pemimpin Yang Melayani

Pemimpin bukan bos. Pemimpin bukan hanya duduk di belakang meja. Pemimpin bukan hanya selalu di atas dan ingin menang sendiri. Kendati demikian, banyak pemimpin yang memperlihatkan karakteristik semacam itu.

Alkitab merupakan buku kepemimpinan. Di dalamnya penuh dengan pengajaran yang kuat tentang pemimpin dan kepemimpinan. Nilai dan ajarannya tentang pemimpin dan kepemimpinan begitu mulia, luhur dan agung. Salah satu ciri pemimpin yang disoroti oleh Alkitab ialah melayani.

Pertanyaan yang patut diajukan untuk direnungkan ialah bagaimana model dari pemimpin yang melayani itu? Alkitab memaparkannya sangat jelas tentang model pemimpin yang melayani. Antara lain Alkitab memperlihatkan ciri-ciri pemimpin yang melayani, yaitu:

1. Mau rutun ke bawah
Pola ini diperlihat oleh Yesus Kristus. Dia adalah Pemimpin sempurna. Dia adalah Allah sejati. Dia Raja di atas segala raja. Tetapi, Yesus mau turun ke bawah menjadi manusia, tinggal dengan manusia, mendatangi manusia dan merasakan apa yang dirasakan oleh manusia.

Rasul Paulus berkaitan dengan hal di atas, menulis demikian: "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati bahkan sampai mati di kayu salib" - Filipi 2:5-8.

Model pemimpin yang melayani ialah rela turun ke bawah, menjadi hamba dan menjadi sama dengan manusia. Itulah karakteristik pemimpin yang melayani yang diperagakan oleh Yesus Kristus Sang Pemimpin Sejati. Pemimpin Kristen harus mengikuti teladan tersebut dalam upaya menjadi pemimpin yang melayani.

Dengan turun ke bawah, pemimpin Kristen berupaya untuk mendekatkan diri dengan orang-orang yang dipimpinnya. Lebih dari itu, turun ke bawah juga untuk melihat secara langsung hidup dan pergumulan yang dialami dan dirasakan oleh umat yang dipimpin. Turut merasakan apa yang dirasakan oleh umat.

2. Melayani bukan dilayani
Kecenderungan pemimpin pada umumnya ialah ingin dilayani. Bagi mereka melayani itu adalah urusan bawahan. Itu sebabnya banyak pemimpin yang tidak peduli dengan orang-orang yang dipimpin. Ia selalu mengutamakan diri dan kepentingannya.

Tidak demikian dengan pemimpin Kristen. Model pemimpin Kristen selalu berpedoman kepada Yesus Kristus. Yesus menegaskan demikian: "Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" - Markus 10:45.

Inkarnasi Yesus sebagai Pemimpin sempurna tujuannya bukan untuk Dia dilayani. Yesus jelas menunjukkan model pemimpin yang melayani yaitu Dia melayani umat. Dan bukan saja sebatas melayani tetapi lebih dari itu Ia mengorbankan diri-Nya demi umat manusia.

Model pemimpin yang melayani ialah bukan dilayani tetapi melayani kepentingan umat dan menjawab kebutuhan umat. Caranya ialah ia harus berkorban. Spirit dan motivasi melayani ialah berkorban. Itulah karakteristik pemimpin yang melayani.
READ MORE - Model Pemimpin Yang Melayani

Menjadi Pemimpin Hamba Yang Setia


Hampir semua orang ingin belajar menjadi pemimpin. Kita diajari banyak hal, melalui banyak buku dan seminar serta wacana untuk menjadi pemimpin yang baik. 

Tetapi, perhatikanlah hal ini baik-baik: kepemimpinan yang paling baik berasal dari anugerah TUHAN, yang menjadikan diri seorang pemimpin dalam orang yang dipilih-Nya.
Tentu saja, kita dapat belajar jadi pemimpin, berharap menjadi pemimpin, tapi tidak bisa memaksa Tuhan untuk meletakkan kepemimpinan di atas pundak kita. 

Sebaliknya, semua orang diminta untuk menjadi pengikut, di mana semua orang ada dalam posisinya masing-masing. Sebelum seseorang dapat berpikir menjadi pemimpin yang baik, ia harus mengerti tentang menjadi pengikut yang baik.

Tuhan menetapkan semua pemimpin harus bekerja keras. Yang dituntut dari kita adalah menghormati-Nya.Cek seberapa jauh kita menghargai orang yang memimpin kita dalam Tuhan? Apakah kita masih menghormati dalam segala keadaan dan perilaku mereka? Apakah kita masih menghormati mereka, ketika suatu hari pemimpin datang dan menegur kita? Dia mungkin merupakan figur di gereja.
Tapi mungkin dia adalah figur di kantor, yang menjadi atasan kita. Jika kita menghormati pemimpin, itu bukanlah pilihan ataupun permintaan melainkan sebuah tuntutan. Sebagai anak-anak Allah, kita harus memenuhi tuntutan itu.

Sebelum berpikir menjadi pemimpin yang baik, pikirkan terlebih dulu bagaimana menjadi pengikut yang baik dan setia kepada pemimpin kita. “Barangsiapa  ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya,” (Mrk 10: 43, 44).

READ MORE - Menjadi Pemimpin Hamba Yang Setia

Rabu, 17 Oktober 2012

Pemimpin Kristen Dan Hubungan Sosialnya


Pemimpin Kristen tentu tidak terisolasi dari pergaulan sosial. Tetapi pemimpin Kristen justru menjadi bagian dari kehidupan sosial. Pemimpin Kristen memiliki peranan yang sangat strategis dalam percaturan sosial masyarakat. 
Oleh sebab itu, pemimpin Kristen perlu memanejemeni hubungan yang bersifat pribadi dan sosial dalam kepemimpinan. Hal ini penting guna mencipta situasi responsif sebagai landasan untuk mewujudkan proses upaya memimpin yang berkualitas. 
Memanejemeni hubungan dalam hal ini adalah upaya untuk membangun jejaringan sosial yang harmonis, terbuka, lugas dan dinamis. Melalui jejaringan sosial seperti inilah pemimpin dapat menjalankan kepemimpinannya dengan menggerakkan orang yang dipimpin secara proporsional sehingga mereka dapat mewujudkan performansi tinggi. 
Sebagai landasan pijak untuk membangun hubungan responsif ini, perlulah disadari bahwa kepemimpinan berkaitan erat dengan sistem sosial atau masinesasi sosial dengan orientasi kemanusiaan yang kuat yang diwadahkan oleh organisasi. Di sini pemimpin bertanggung jawab untuk mencipta hubungan-hubungan kondusif yang akan beroperasi bagaikan mesin.
Dalam hubungan ini, manusia harus diperlakukan sebagai manusia, dimana hubungan perlakuan ini dengan sendirinya akan meneguhkan sikap pemimpin guna mencipta hubungan responsif di antara pemimpin, staf dan para bawahan. Hubungan responsif inilah yang menandakan adanya dinamika tinggi yang menggerakkan kehidupan organisasi. Dasar-dasar untuk meneguhkan pemimpin guna mencipta hubungan responsif ini dapat ditetapkan sebagai berikut ini.
Pertama, Pemimpin harus melihat sesama sebagai “mitra sewaris,” dengan status diri dan perannya yang sama sebagai “sesama pelayan, sesama hamba” (Matius 20:26-27; Markus 10:43-44; Lukas 17:10; I Korintus 3:9a). Di sini, sesama bagi pemimpin harus disikapi sebagai subjek, yang perlu diperlakukan dengan penuh penghargaan dengan menerima serta mengakui kompetensi, kapasitas dan andilnya bagi keberhasilan kepemimpnan. 
Kedua, Pemimpin harus memperlakukan sesama sebagai “pewaris keberhasilan bersama,” dengan sepenuhnya membangun hubungan di atas kepercayaan (trust) yang sama-sama memiliki tanggung jawab bagi keberhasilan bersama dengan komitmen pengabdian bersama yang tinggi  bagi keberhasilan kerja organisasi (Filipi 2:2-4; I Petrus 5:2). Dalam upaya menerapkan sikap ini, pemimpin harus menghargai potensi, kapasitas, cara kerja dan peran, serta kontribusi bawahan, yang olehnya mereka semakin merasa dilibatkan dan dipercayai sebagai pewaris keberhasilan bersama.  
Ketiga, Pemimpin harus menjadi model dalam kehidupan etika-moral dan kinerja (benar, baik, sehat) dengan semangat juang tinggi (compelling spirit), sebagai pemimpin panutan dan pemimpin bertanggung jawab, yang berorientasi kepada membawa keuntungan (keberhasilan) bersama (Ibrani 13:7, 17; I Petrus 5:3-4; Nehemia 2:20).
Pemimpin yang menegaskan sikap dan orientasi seperti ini akan mewadahkan situasi kondusif bagi organisasinya, dimana staf dan bawahan akan merasa “memperoleh tempat layak dengan andil yang sama” dalam kepemimpinan, karena penghargaan, kepercayaan dan keteladanannya. 
Kondisi ini akan meneguhkan semua unsur manusia guna mematutkan sikap terhadap sesama, dan tugas, yang ditandai oleh adanya hubungan responsif berlandaskan kesadaran bahwa keberhasilan organisasi adalah keberhasilan bersama. Kesadaran ini hanya akan terwujud dengan adanya komitmen semua kompenen manusia kepada pengabdian serta kinerja berkualitas dan disiplin tinggi, yang olehnya akan tercipta sinergi yang saling mendukung dengan gerakan kerja yang simultan bagi keberhasilan bersama.
READ MORE - Pemimpin Kristen Dan Hubungan Sosialnya

Pemimpin Kristen Dan Kesabaran

Pemimpin Kristen dan kesabaran bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Pemimpin Kristen dituntut untuk sabar dalam menjalani proses kepemimpinannya. Tetapi disisi lain, adakalanya pemimpin Kristen terjebak dalam sebuah situasi yang membuatnya tidak bisa sabar. 
Namun, sebagai pemimpin Kristen mau tidak mau, suka tidak suka, setuju atau tidak setuju, ia harus sabar dalam seluruh mekanisme kepemimpinannya. Dikatakan demikian, karena ada nilai tambah bagi pemimpin Kristen ketika ia menjalani proses kepemimpinannya dengan penuh kesabaran. Ada untungnya bagi pemimpin Kristen bila ia memperagakan gaya kepemimpinan yang diwarnai dengan kesabaran. Tentu sebagai pemimpin Kristen telah melihat apa dan bagaimana memaknai serta menikmati keuntungan dengan sabar serta mencitrakan diri sebagai pemimpin penyabar sejati. Lihatlah kebenaran tentang sabar yang dapat meneguhkan, seperti  dibawah ini:

  • Sabar mengandaikan adanya kekuatan pengendalian diri yang teguh dari pemimpin Kristen, sehingga pemimpin Kristen bersikap proaktif positif yang konsisten. Sabar membuat pemimpin Kristen mampu untuk tidak melukai dan tidak terluka.
  • Sabar menunjukkan adanya kualitas penguasaan pikiran yang terus dipertahankan sejernih-jernihnya oleh pemimpin Kristen, sehingga pemimpin Kristen akan selalu berpikir positif, sebagai dasar untuk berkata, bersikap dan bertindak positif. Pemimpin Kristen akan terbukti selalu altruistik dengan adanya sikap sabar.
  • Sabar memberikan kekuatan kepada pemimpin Kristen untuk membuktikan diri sebagai berbudi luhur yang olehnya ia akan berpikir luhur, berkata luhur dan bertindak luhur. Pemimpin Kristen akan selalu membangun.
  • Sabar memberikan kuasa yang meneguhkan pemimpin Kristen, sehingga ia mampu untuk bersikap teguh dalam menghadapi kondisi nyata. Sabar meneguhkan pemimpin Kristen sehingga ia mampu bersyukur kepada TUHAN Allah serta menjadi berkat bagi sesama dalam segala kondisi. Ia akan selalu rohani dan manusiawi.
  • Sabar mengaruniakan damai sejati kepada pemimpin Kristen yang olehnya ia menikmati shalom serta mampu menjadi alat perdamaian kepada sesama dalam hidup keseharian serta kerja. Sabar yang membawa damai ini akhirnya akan membawa hasil yang positif dan penuh berkat secara langgeng dalam kehidupan pribadi maupun kepemimpinan. Ia akan selalu membawa berkat dan memberkati.

Praktekanlah, maka Anda akan tajub oleh khasiat sabar. Selamat membuktikan diri sebagai “pemimpin yang sabar” yang merupakan karakteristik pemimpin besar, demi keberhasilan hidup dan kepemimpinan!
READ MORE - Pemimpin Kristen Dan Kesabaran

Pemimpin Kristen Dan Roh Kudus

Pemimpin Kristen menunjuk kepada pribadi seseorang yang telah menjadi pengikut Kristus dengan cara menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi. Pemimpin Kristen menunjuk kepada seseorang yang menjabat sebagai pemimpin di dalam komunitas Kristen. Pemimpin Kristen menunjuk kepada seorang pemimpin yang beragama Kristen. Pemimpin Kristen menunjuk kepada seorang pemimpin berlatar belakang Kristen.

Apa yang dikemukakan di atas menunjuk kepada identitas seorang pemimpin Kristen. Pemimpin Kristen merupakan penyebutan yang membedakan dia dengan pemimpin pada umumnya. Dengan kata lain, ia adalah seorang pemimpin khusus bagi kelompok Kristen.

Sedangkan Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Tritunggal atau Trinitas. Roh Kudus adalah Pribadi yang dibutuhkan pemimpin Kristen. Roh Kudus adalah sumber kekuatan dan kuasa bagi pemimpin Kristen. Roh Kudus adalah penolong bagi pemimpin Kristen. Roh Kudus adalah pembimbing bagi pemimpin Kristen dalam segala kebenaran. Roh Kudus adalah penghibur bagi pemimpin Kristen ketika pemimpin Kristen mengalami keadaan yang mendukacitakan. Dan masih banyak lagi peranan Roh Kudus dalam kehidupan seorang pemimpin Kristen.

Berdasarkan uraian di atas, kita bisa menemukan bahwa ada korelasi atau hubungan yang sangat kuat dan erat antara pemimpin Kristen dan Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus, pemimpin Kristen akan mengalami keadaan yang sukar dalam menjalankan kepemimpinannya.

Itu sebabnya, Alkitab menegaskan betapa pentingnya seorang pemimpin Kristen menyerahkan dirinya untuk selalu dipimpin dan dipenuhi oleh Roh Kudus dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Roh Kudus adalah mitranya pemimpin Kristen.
READ MORE - Pemimpin Kristen Dan Roh Kudus

3 Komitmen Sebagai Pemimpin Kristen


Secara umum, upaya mengukur dan membuktikan diri sebagai pemimpin Kristen hanya akan terlaksana apabila setiap pemimpin menetapkan untuk mendahulukan kebenaran berikut:
1. Komitmen untuk Mengutamakan TUHAN Allah dan Kehendak-Nya
Pemimpin Kristen akan sensitif dengan terus mendahulukan kehendak TUHAN Allah-nya. Mendahulukan kehendak TUHAN di sini tidaklah semudah membalik telapak tangan, dimana ia harus menyerahkan diri kepada Roh Kudus untuk memohon bimbingan-Nya. 
Pemimin akan selalu berupaya mengedepankan kebenaran Firman Allah di atas kehendak dirinya sendiri. Bukti bahwa seseorang itu mendahulukan kehendak TUHAN Allah adalah bahwa Tuhan Yesus Kristus akan terus dimuliakan dalam kehidupan serta kepemimpinannya; sekalipun sang pemimpin merugi, kehilangan dan terkalahkan dalam keputusannya mendahulukan kehendak TUHAN Allah.
2. Komitmen untuk Hidup Berintegritas
Pemimpin Kristen akan selalu berupaya membuktikan komitmennya untuk mengedepankan integritas dirinya sebagai pemimpin rohani. Pembuktian ini didasarkan atas kerelaannya hidup selaras degnan Firman Allah, dituntun Roh Kudus dan membuktikan diri hidup seperti Yesus Tuhan-nya dengan menandakan keagungan kehidupan Kristus di dalam dan melalui hati, pikiran, sifat, sikap, kata serta tindakannya, sehingga ada pengakuan bahwa ia adalah pemipin rohani sejati.
3. Komitmen Melakukan Hal Besar bagi Kemuliaan TUHAN Allah
Pemimpin Kristen harus hidup dan membaktikan dirinya untuk memperjuangkan hal besar bagi kemuliaan TUHAN-nya, kebaikan umat kepemimpinan-nya, serta lingkungan di mana ia mengabdi. Di sini pemimpin harus terus hidup dalam kebenaran, membebaskan diri oleh kuasa kebenaran dari egois, dan mempertahankan sikap altruis yang membawa keuntungan serta kebaikan kepada sebanyak mungkin orang yang dilayaninya. 
Pemimpin seperti ini adalah pemimpin berkat, yang akan terus memberkati dan menikmati berkat dari kehidupan serta pengabdian kepemimpinan yang diembannya. Selamat mengukur keabsahan diri sebagai pemimpin rohani yang hidup, bakti, serta mati-nya adalah untuk memberkati.
READ MORE - 3 Komitmen Sebagai Pemimpin Kristen

Pemimpin Rohani Yang Dipimpin Roh Kudus

Pemimpin rohani adalah pemimpin yang sudah mengalami Yesus secara pribadi. Pemimpin rohani adalah pemimpin yang sedang bertumbuh secara dinamis di dalam hidup rohaninya. Pemimpin rohani adalah pemimpin yang berkecimpung di bidang kerohanian.

Pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus menunjuk kepada pemimpin Kristen. Pemimpin Kristen adalah pemimpin yang menjadikan Yesus sebagai pusat kepemimpinannya. Seluruh perilakunya meneladani kepada Sang Pemimpin Sempurna, yaitu Tuhan Yesus Kristus.

Menulis tentang pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus sebenarnya bukan hal yang baru. Karena sudah banyak penulis yang menulisnya dalam bentuk buku maupun artikel lainnya. Namun, penulis merasa penting untuk menuliskan hal tersebut. Mengingat perkembangan kepemimpinan Kristen akhir-akhir ini yang sepertinya "tidak lagi memimpin" dalam pimpinan Roh Kudus.

Banyak pemimpin yang mulai memimpin dengan gaya otoriter, mementingkan diri dan kelompoknya. Bahkan ada kecenderungan untuk membangkitkan lagi pola kepemimpinan monarkhi. Tentu hal semacam ini merupakan ancaman bagi kelangsungan kepemimpinan Kristen.

Itu sebabnya, penulis ingin mengangkat kembali topik tentang pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus. Tujuan ialah untuk menggugah setiap pemimpin dan juga pembaca blog ini untuk menaruh perhatian kepada nilai-nilai kepemimpinan yang dipimpin Roh Kudus.

Landasan teologis dari pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus terambil dari tulisan rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia. Rasul Paulus menulis demikian: "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu" - Galatia 5:22-23.

Dari tulisan Paulus di atas, kita bisa menemukan bahwa ada beberapa ciri dari pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus. Ciri-ciri tersebut teraktualisasi dalam kepemimpinan seorang pemimpin rohani. Ditandai dengan adanya buah-buah Roh yang mewarnai seluruh mekanisme kepemimpinannya.

1. Kasih
Kasih merupakan landasan dan motivasi utama seorang pemimpin rohani dalam melaksanakan kepemimpinannya. Kasih tidak dapat dimanipulasi. Kasih bukan hasil usaha sang pemimpin rohani. Kasih bisa tumbuh dalam diri pemimpin rohani hanya dimungkinkan oleh kuasa Roh Kudus.

Dengan kemampuan pemimpin rohani sendiri mustahil ia dapat memimpin dalam kasih. Motif kepemimpinan di luar Roh Kudus cenderung kasar, otoriter dan menyakitkan serta merusak. Lebih dari itu di Roh Kudus pemimpin akan cenderung egois dan mementingkan kelompoknya saja.

Tetapi sebaliknya, pemimpin rohani yang dipimpin oleh Roh Kudus, kasih adalah dinamika, sifat dan dasar kepemimpinannya. Pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus akan terbukti mengasihi TUHAN Allah dan mengasihi orang-orang yang dipimpinnya serta mengasihi pelayanan yang dipercayakan kepadanya.

2. Sukacita
Pemimpin rohani yang dipimpin oleh Roh Kudus, ada sukacita dalam menjalankan roda kepemimpinannya. Hatinya selalu bergairah untuk melayani TUHAN Allah dan umat-Nya. Ia tidak bersungut-sungut. Ia tidak protes. Ia tidak mudah putus asa.

Sukacita pemimpin rohani lahir karena ada Roh Kudus di dalam hati dan hidupnya. Ia membiarkan Roh Kudus mencurahkan sukacita sorgawi dalam kepemimpinannya. Dengan sukacita yang Roh Kudus berikan, pemimpin rohani mampu menjalani kepemimpinannya dalam semua situasi dan kondisi. Artinya, sukacita pemimpin rohani tidak ditentukan oleh situasi dan kondisi yang ada di dalam dan di luar dirinya. Tetapi ia tahu bahwa Roh Kudus sedang memimpin hidupnya di jalan yang benar. Inilah tanda pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus.

3. Damai sejahtera
Tugas seorang pemimpin rohani tidak semudah membalik telapak tangan. Pekerjaan sebagai pemimpin rohani merupakan pekerjaan yang berat. Beban tugas yang dipikulnya sangat berat. Tekanan-tekanan yang datang begitu kuat.

Semua itu bisa saja merampas damai sejahtera dalam hati pemimpin rohani. Ia bisa saja kehilangan keseimbangan dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Ia bisa melakukan kesalahan dan kekhilafan karena berbagai tekanan yang diterimanya ketika menjalankan tugasnya sebagai pemimpin rohani.

Tetapi, bagi pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus, selalu tersedia aliran damai sejahtera dalam hati, batin, roh, jiwa dan pikirannya. Sehingga walaupun sangat berat tugas dan tanggung-jawabnya sebagai pemimpin rohani, selalu ada damai karena Roh Kudus memimpin dan menguasai hidupnya.  
READ MORE - Pemimpin Rohani Yang Dipimpin Roh Kudus

Jumat, 12 Oktober 2012

6 Teori Kepemimpinan


1. Teori orang-orang terkemuka
Bernard, Bingham, Tead dan Kilbourne menerangkan kepemimpinan berkenaan dengan sifat-sifat dasar kepribadian dan karakter.
2. Teori lingkungan
Mumtord, menyatakan bahwa pemimpin muncul oleh kemampuan dan keterampilan yang memungkinkan dia memecahkan masalah sosial dalam keadaan tertekan, perubahan dan adaptasi. Sedangkan Murphy, menyatakan kepemimpinan tidak terletak dalam darir individu melainkan merupakan fungsi dari suatu peristiwa.
3. Teori personal situasional
Case (1933) menyatakan bahwa kepemimpinan dihasilkan dari rangkaian tiga faktor, yaitu sifat kepribadian pemimpin, sifat dasar kelompok dan anggotanya serta peristiwa yang diharapkan kepada kelompok.
4. Teori interaksi harapan
Homan (1950) menyatakan semakin tinggi kedudukan individu dalam kelompok maka aktivitasnya semakin meluas dan semakin banyak anggota kelompok yang berhasil diajak berinteraksi.
5. Teori humanistik
Likert (1961) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan proses yang saling berhubungan dimana seseorang pemimpin harus memperhitungkan harapan-harapan, nilai-nilai dan keterampilan individual dari mereka yang terlibat dalam interaksi yang berlangsung.
6. Teori pertukaran
Blau (1964) menyatakan pengangkatan seseorang anggota untuk menempati status yang cukup tinggi merupakan manfaat yang besar bagi dirinya. Pemimpin cenderung akan kehilangan kekuasaaanya bila para anggota tidak lagi sepenuh hati melaksanakan segala kewajibannya.
READ MORE - 6 Teori Kepemimpinan

Pengertian Pemimpin Dan Kepemimpinan Menurut Ahli



Pengertian tentang pemimpin dan kepemimpinan sangat bervariasi dan beragam digagas oleh setiap orang. Ide dan gagasan tentang pengertian pemimpin dan kepemimpinan juga dipengaruh oleh latar belakang ilmu dan kompetensi dari setiap ahli ata pakar dalam dunia kepemimpinan

Pengertian Pemimpin
Berikut beberapa pengertian tentang pemimpin.
1. Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan Pendidikan (1999). Menyatakan pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan.

2. Miftha Thoha dalam bukunya Perilaku Organisasi (1983:255) - Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya.
3. Kartini Kartono (1994.33) - Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kclebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
4. C. N. Cooley (1902) - Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan pada kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati secara cermat akan akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat.
5. Henry Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono (1994:33) - Pemimpin dalam pengertian ialah seorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/ penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.
6. Sam Walton - Pemimpin besar akan berusaha menanamkan rasa percaya diri pada para pendukung. Jika orang memiliki percaya diri tinggi, maka kita akan terkejut pada hasil luar biasa yang akan mereka raih.

7. Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan Pendidikan (1999) - Pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan.
8. Rosalynn Carter - “Seorang pemimpin biasa membawa orang lain ke tempat yang ingin mereka tuju”. Seorang pemimpin yang luar biasa membawa para pendukung ke tempat yang mungkin tidak ingin mereka tuju, tetapi yang harus mereka tuju.
9. John Gage Allee - Leader…a guide;a conductor; a commander” (pemimpin itu ialah pemandu, penunjuk, penuntun; komandan).
10. Jim Collin - Mendefinisikan pemimpin memiliki beberapa tingkatan, terendah adalah pemimipin yang andal, kemudian pemimpin yang menjadi bagian dalam tim, lalu pemimpin yang memiliki visi, tingkat yang paling tinggi adalah pemimpin yang bekerja bukan berdasarkan ego pribadi, tetapi untuk kebaikan organisasi dan bawahannya.
11. Modern Dictionary Of Sociology (1996) - Pemimpin (leader) adalah seseorang yang menempati peranan sentral atau posisi dominan dan pengaruh dalam kelompok (a person who occupies a central role or position of dominance and influence in a group).
12. C.N. Cooley dalam “ The Man Nature and the Social Order’ - Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan sebaliknya, semua gerakan sosial, kalau diamat-amati secara cermat, akan ditemukan didalamnya kecenderungan-kecenderungan yang mempunyai titik pusat.

13. I. Redl dalam “Group Emotion and Leadership”. - Pemimpin adalah seorang yang menjadi titik pusat yang mengintegrasikan kelompok.
14. J.I. Brown dalam “ Psychology and the Social Order”. - Pemimpin tidak dapat dipisahkan dengan kelompok, tetapi dapat dipandang sebagai suatu posisi yang memiliki potensi yang tinggi dibidangnya.
15. Kenry Pratt Fairchild dalam “Dictionary of Sociologi and Related Sciences”.
Pemimpin dapat dibedakan dalam 2 arti :
- Pemimpin arti luas, seorang yang memimpin dengan cara mengambil inisiatif tingkah laku masyarakat secara mengarahkan, mengorganisir atau mengawasi usaha-usaha orang lain baik atas dasar prestasi, kekuasaan atau kedudukan.
- Pemimpin arti sempit, seseorang yang memimpin dengan alat-alat yang menyakinkan, sehingga para pengikut menerimanya secara suka rela.
16. Dr. Phil. Astrid S. Susanto - Pemimpin adalah orang yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap sekelompok orang banyak.

17. Ensiklopedia Administrasi (disusun oleh staf Dosen Balai Pembinaan Administrasi Universitas Gadjah Mada) - Pemimpin (Leader) adalah orang yang melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam suatu situasi tertentu, melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai tujuan/tujuan-tujuan tertentu.
Kita dapat saja berbeda dari beberapa pandangan di atas dalam memaknai konsep pemimpin, namun yang dapat penulis simpulkan bahwa dari rumusan diatas secara umum, pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi individu dan/atau sekelompok orang lain untuk bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pengertian Kepemimpinan. 
Berikut ini pendapat para ahli tentang kepemimpinan

1. George R. Terry (kutipan Sutarto, 1998:17) - Kepemimpinan adlah hubungan yang ada pada diri pada seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lai untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang dinginkan.

2. Ordway  Tead (1929) - Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.

3. Rauch & Behling (1984) - Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.

4. Katz & Kahn (1978) - Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.

5. Hemhill & Coon (1995) - Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
6. William G.Scott (1962) - Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
7. Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977) - Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.
8. Dr. Thomas Gordon “ Group Centered Leadership”. A way of releasing creative power of groups.
Kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi antara seseorang dengan suatu kelompok, tepatnya antara seorang dengan anggota-anggota kelompok setiap peserta didalam interaksi memainkan peranan dan dengan cara-cara tertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari suatu dengan yang lain. Dasar pemilihan merupakan soal pengaruh, pemimpin mempengaruhi dan orang lain dipengaruhi.

9. Tannenbaum, Weschler,& Massarik (1961) - Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.
10. P. Pigors (1935) - Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari perbedaan perbedaan individu, mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama.
11. Kartini Kartono (1994 : 48) - Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus.
12. G. U. Cleeton dan C.W Mason (1934) - Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kekuasaan.
13. Locke & Associates (1997) - Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama .
14. John W. Gardner (1990) - Kepimpinan sebagai proses Pemujukan di mana individu-individu meransang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin dan dikongsi bersama oleh pemimpin dan pengikutnya.
15. Theo Haiman & William G.Scott (1974) - Kepemimpinan adalah proses orang-orang diarahkan ,dipimpin, dan dipengaruhi dalam pemilihan dan pencapaian tujuan.
16. Duben (1954) - Kepemimpinan adalah aktifitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan.
17. F.A.Nigro(1965) - Inti kepemimpinan adalah mempengaruhi kegiatan orang-orang lain.
18. Reed (1976) - Kepimpinan adalah cara mempengaruhi tingkah laku manusia supaya perjuangan itu dapat dilaksanakan mengikut kehendak pemimpin.
19. G.L.Feman & E.K.aylor (1950) - Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
20. James M. Black (1961) - Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang lain supaya bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu.
21. Harold Koontz (1989) - Pengaruh, seni,atau proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusiasme.
22. R.K. Merton “ The Social Nature of Leadership”, American Journal of Nuns, 1969.
Kepemimpinan sebagai suatu hubungan antar pribadi dalam mana pihak lain mengadakan penyesuaian karena mereka berkeinginan untuk itu, bukannya karena mereka harus berbuat demikian.

23. P. Pigors “Ledearship and Domination” - Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong yang mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama, melalui interaksi yang berhasil dari perbedaan-perbedaan individual.
24. Keth Davis “Human Relations at Work” - Kepemimpinan sebagai faktor manusiawi yang mengikat suatu kelompok menjadi satu dengan memotivasinya kearah tujuan-tujuan.
25. Ordway Tead “ The Technigue of Creative Leadershif in Human Nature and Management”.
Kepemimpinan sebagai kombinasi perangai-perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong orang-orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
26. E.S. Bogardus “Leader and Leadership”. - Kepemimpinan sebagai kepribadian yang beraksi dalam kondisi-kondisi kelompok. Tidak saja kepemimpinan itu suatu kepribadian dan suatu gejala kelompok; ia juga merupakan suatu proses sosial yang melibatkan sejumlah orang dalam kontak mental dalam mana seseorang mendominasi orang-orang lain.
27. F.I. Munson “ The Management of Man”. - Kepemimpinan sebagai kemampuan/kesanggupan untuk menangani atau menggarap orang-orang sedemikian rupa untuk mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan sekecilnya mungkin pergesekan dan sebesar-besarnya (sebesar mungkin) kerja sama.
28. C.M. Bundel “Is Leadership losing its importance ?” - Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya.
29. W.G. Bennis “Leadership Theory and Administration Behavior” - Kepemimpinan sebagai proses dengan mana pemimpin mendorong, mempengaruhi bawahan untuk berprilaku seperti yang dikehendaki.
30. J.B. NASH “Leadership” - Kepemimpinan mencakup kegiatan mempengaruhi perubahan dalam perbuatan orang-orang.
31. Ordway Tead “ The Art of Leadership” - Kepemimpinan sebagai kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki.
32. H.H. Jennings “Leadership – a dynamic redefinition”, Journal Education School, 1944. - Kepemimpinan muncul sebagai suatu hasil interaksi yang melibatkan prilaku yang memuat seseorang terangkat keperanan sebagai pemimpin oleh individu-individu lain.
33. J.K. Hemphill- Dalam “ The Leader and his Group”. - Kepemimpinan adalah perilaku seorang individu sementara ia terlibat dalam pengerahan kegiatan-kegiatan kelompok.- Dalam “ A Propossed Theory of leadership in small groups; Technical report”. Memimpin berarti terlibat dalam suatu tindakan memulai pembentukan struktur dalam interaksi sebagai bagian dari proses pemecahan masalah-masalah bersama.
34. R. C. Davis “ The Fundamentals of Top Management” - Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.
35. C. Schenk “Leadership” : Infantry Journal. 1928. - Kepemimpinan adalah manajemen mengenal manusia dengan jalan persuasi dan inspirasi dan bukannya dengan pengarahan atau semacamnya, atau ancaman, paksaan yang terselubung.
36. C.V. Cleeton & C.W. Mason “Executive Ability its Discovery and Development” Kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang dalam mencapai hasil-hasil melalui himbauan emosional dan bukannya melalui penggunaan kekerasan/wewenang.
37. N. Copeland “Psychology and the Soldier” - Kepemimpinan adalah seni perlakuan terhadap manusia. Ini adalah seni mempengaruhi sejumlah orang dengan persuasi atau dengan teladan untuk mengikuti serangkaian tindakan.
38. H. Kootz & O’ Donnel “ Principles of Management” - Kepemimpinan adalah kegiatan mempersuasi orang-orang untuk bekerjasama dalam pencapaian suatu tujuan bersama.
39. C. K. Warriner “ Leadership in the small Group”, American Journal Soc, 1955
Kepemimpinan sebagai suatu bentuk hubungan diantara orang-orang, dimana mengharuskan seseorang atau lebih bertindak sesuai dengan permintaan pihak lain.
40. H. Gerth & C.W. Mills “Character and Social Structure” - Kepemimpinan dalam arti luas adalah suatu hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin dalam mana pemimpin lebih banyak mempengaruhi dari pada dipengaruhi; disebabkan karena pemimpin menghendaki yang dipimpin berbuat seperti dia dan tidak berbuat lain yang dimaui sendiri.
41. R. M. Bellows “Creative Leadership” - Kepemimpinan sebagai proses pengaturan suatu situasi sedemikian rupa, sehingga anggota-anggota kelompok termasuk si pemimpin, dapat mencapai tujuan bersama dengan hasil maksimum dan dengan waktu dan kerja minimum.
42Ralp M. Stogdill (1950) - Is the process of influencing group activities toward goal setting and goal achievement (proses mempengaruhi kegiatan kelompok, menuju kearah penentuan tujuan dan mencapai tujuan). Dalam “Individual Behavior and Group Achievement” Kepemimpinan adalah permulaan pembentukan struktur dan memeliharanya dalam harapan dan interaksi.

READ MORE - Pengertian Pemimpin Dan Kepemimpinan Menurut Ahli

5 Dampak Positif Dari Pengalaman Negatif Pemimpin

Pemimpin memang selalu menjadi posisi yang diminati oleh siapa pun juga. Namun, posisi pemimpin tidak selalu mudah. Justru menjadi sorotan publik.

Banyak pemimpin justru tidak diminati ketika merespon sorotan publik berkaitan dengan kinerja kepemimpinannya. Hanya pemimpin yang matang yang bisa menanggapi sorotan publik.

Pemimpin yang bijak tahu bahwa sorotan publik terhadap dirinya memberi dampak positif baginya. Ada juga perlakuan terhadap pemimpin yang negatif. Perlakuan negatif bagi pemimpin ditanggapi beragam. Ada yang menanggapinya secara emosional. Karena perlakuan itu sangat menyakitkan. Bahkan tidak sedikit pemimpin yang menyimpan dendam terhadap orang-orang yang merendahkannya dan menyakiti hatinya.

Alkitab membeberkan kepada kita bahwa para pemimpin yang sukses dalam kepemimpinan mereka, selalu mendapat perlakuan yang negatif dari orang-orang terdekatnya. Para pemimpin tersebut tidak merespon secara negatif, tetapi justru pengalaman negatif tersebut membentuk karakter kepemimpinan mereka.

Jika pemimpin bereaksi positif terhadap cobaan-cobaan dalam kepemimpinannya, hasilnya sangat luar biasa. Apa sajakah dampak positif dari pengalaman negatif bagi pemimpin? Berikut ada 5 dampak positif dari pengalaman negatif bagi pemimpin.

1.   Mereka memuliakan TUHAN Allah
Pemimpin-pemimpin yang melaksanakan kepemimpinannya tidak terlepas dari persoalan-persoalan dalam kepemimpinannya. Mereka tahu bahwa pasti ada masalah-masalah di jalan kepemimpinannya. Kendati demikian, mereka tidak melawan, tidak memberontak, tdiak menyimpan dendam dan tidak komplain kepada TUHAN Allah.

Contohnya: Yusuf. Waktu dia diperlakukan dengan tidak baik oleh saudara-saudaranya maupun ketika dia ada di rumah potifar, dia tidak bersungut-sungut, tidak dendam kepada saudara-saudaranya, dan tidak kecewa kepada TUHAN Allah.

Yusuf menyatakan bahwa kesuksesan-kesuksesan yang diperolehnya itu bersumber dan adalah berkat dari TUHAN Allah. Melalui hal iti TUHAN Allah dipermuliakan dan Yusuf mendapat pemberkatan-Nya. Jadi, pemimpin yang diperlakukan secara negatif dan merespnnya secara benar, akan mendapat upah kepemimpinan dari TUHAN Allah.

2. Mereka mendapat peluang-peluang
Pemimpin-pemimpin yang mengalami perlakuan yang negatif, selalu mendapat kesempatan-kesempatan untuk menjadi pemimpin. Perlakuan negatif terhadap dirinya justru menjadi pintu masuk kepada sebuah posisi kepemimpinan yang diperoleh.

Yusuf dijual menjadi budak dan terpaksa harus meninggalkan orangtuanya, dari kampung halamannya dan dari tengah-tengah keluarganya. Pengalaman semacam ini tentu sangat menyakitkan. Kendati demikian, justru melalui pengalaman negatif itulah pintu-pintu kepemimpinan menjadi terbuka baginya.

3. Mereka berkembang dalam hal integritas
Pengalaman negatif yang direspon dengan benar akan membentuk integritas pemimpin menjadi semakin kuat.  Yusuf bekerja sebagai budak di rumah majikannya Potifar. Yusuf sudah menikmati segala kesenangan dan kenyamanan di rumah Potifar. Termasuk ada kesempatan baginya untuk menikmati istri majikannya. Ia menolak hal itu, walaupun penjara menjadi tempatnya yang kedua.

Melalui ujianlah, seorang pemimpin bisa menemukan sifat dan kedalaman karakternya. Pemimpin boleh mengatakan apa saja tentang nilai-nilai yang dianutnya, namun kalau menghadapi tekanan, akan mereka temukan bahwa apa sesungguhnya nilai-nilai yang dianutnya.

4. Mereka tumbuh secara rohani
Mazmur 105:17-19 membicarakan soal masa cobaan Yusuf:. Kesusahan dan perlakuan yang negatif akan menunjukkan daya tahan seorang pemimpin. Melalui setiap pengalaman negatif yang dialami seorang pemimpin, menyebabkan dia semakin bertumbuh secara rohani.

5. Hati dan pikiran mereka menjadi siap untuk memimpin
Butuh waktu untuk memproses seorang pemimpin supaya bisa memimpin. Yusuf menjadi seorang pemimpin di Mesir hanya setelah ia melewati waktu pemrosesan yang dialami dalam hidupnya. Melalui peristiwa-peristiwa menyakitkan dan pengalaman-pengalaman pahit yang dirasakan menjadi alat ilahi untuk mengembangkan karakter kepemimpinan Yusuf dan juga setiap pemimpin Kristen.

Menjelang ia menjadi orang kedua Firaun, ia sudah menjadi pemimpin yang terbukti kebolehannya. Ia telah mengalami bencana pribadinya, tetap setia kepada TUHAN Allah dan belajar memimpin di bawah keadaan-keadaan yang sukar. Itu memberinya hikmat dan pengalaman yang dibutuhkannya untuk apa yang akan dihadapinya.

  
READ MORE - 5 Dampak Positif Dari Pengalaman Negatif Pemimpin

Kamis, 11 Oktober 2012

Memimpin Tanpa Gengsi


Menjadi seorang Pemimpin bukanlah perkara mudah, karena selain tanggung jawab yang berat, seorang Pemimpin sejati harus memiliki berbagai macamkemampuan tentang Kepemimpinan. Selain banyak hal tersebut diatas, hal penting lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang Kepemimpinan adalah “Gengsi Kepemimpinan”.
Menurut fakta, semakin tinggi tingkat Kepemimpinan seseorang didalam organisasi, maka semakin tinggi-lah Gengsi dari Pemimpin tersebut. Atau jika menggunakan istilah statistik, tingkat Kepemimpinan berbanding lurus dengan Gengsi Kepemimpinan.
Misalnya sebelum menjadi pemimpin, biasanya seseorang tidak memikirkan gengsi-nya untuk bertindak “bebas” (misalkan, duduk lesehan ditempat umum dengan teman-teman untuk merasakan nikmatnya rujak manis).
Tapi setelah menjadi Pemimpin, seseorang harus berpikir 1000 kali untuk bertindak “bebas” seperti contoh diatas. Ketika ditanya alasannya, GENGSI/JAGA IMAGE (Jaim) menjadi alasan yang utama.
Tapi hal tersebut tidak berlaku bagi Dr. Y. Jangkung Karyantoro, M.BA (Ketua STIKOM). Dalam menjalani masa Kepemimpinannya, Dr. Y. Jangkung Karyantoro, M.BA lebih sering “mampir” di tempat/kondisi yang mungkin tidak akan dilakukan para Pemimpin lain karena alasan Gengsi/Jaga Image (jaim).
Yang menarik disini adalah, dengan “membunuh rasa Gengsi/Ja-Im nya”, Y. Jangkung Karyantoro justru mendapat dukungan yang sangat kuat yang dinamakan “People Power”. Efeknya, jika di dalam organisasi, dukungan/loyalitas staf kepada Pemimpinnya sangat kuat, bukan tidak mungkin organisasi tersebut akan sangat mudah diarahkan ke arah yang lebih baik sesuai visi misi sang Pemimpin. Wow … Fantastis!
Jika begitu, mengapa masih banyak orang yang mengaku Pemimpin, tapi tidak mampu “membunuh Gengsi/Ja-Im”nya sendiri? Atau mungkin orang – orang seperti ini lebih layak disebut sebagai Pimpinan daripada Pemimpin.
Bagaimana dengan metode Kepemimpinan anda sekarang? Apakah anda mengarah ke arah menjadi Pemimpin sejati atau justru kearah menjadi seorang Pimpinan dengan Gengsi dan Jaga Image yang berlebihan.
READ MORE - Memimpin Tanpa Gengsi