Jumat, 12 Oktober 2012

5 Dampak Positif Dari Pengalaman Negatif Pemimpin

Pemimpin memang selalu menjadi posisi yang diminati oleh siapa pun juga. Namun, posisi pemimpin tidak selalu mudah. Justru menjadi sorotan publik.

Banyak pemimpin justru tidak diminati ketika merespon sorotan publik berkaitan dengan kinerja kepemimpinannya. Hanya pemimpin yang matang yang bisa menanggapi sorotan publik.

Pemimpin yang bijak tahu bahwa sorotan publik terhadap dirinya memberi dampak positif baginya. Ada juga perlakuan terhadap pemimpin yang negatif. Perlakuan negatif bagi pemimpin ditanggapi beragam. Ada yang menanggapinya secara emosional. Karena perlakuan itu sangat menyakitkan. Bahkan tidak sedikit pemimpin yang menyimpan dendam terhadap orang-orang yang merendahkannya dan menyakiti hatinya.

Alkitab membeberkan kepada kita bahwa para pemimpin yang sukses dalam kepemimpinan mereka, selalu mendapat perlakuan yang negatif dari orang-orang terdekatnya. Para pemimpin tersebut tidak merespon secara negatif, tetapi justru pengalaman negatif tersebut membentuk karakter kepemimpinan mereka.

Jika pemimpin bereaksi positif terhadap cobaan-cobaan dalam kepemimpinannya, hasilnya sangat luar biasa. Apa sajakah dampak positif dari pengalaman negatif bagi pemimpin? Berikut ada 5 dampak positif dari pengalaman negatif bagi pemimpin.

1.   Mereka memuliakan TUHAN Allah
Pemimpin-pemimpin yang melaksanakan kepemimpinannya tidak terlepas dari persoalan-persoalan dalam kepemimpinannya. Mereka tahu bahwa pasti ada masalah-masalah di jalan kepemimpinannya. Kendati demikian, mereka tidak melawan, tidak memberontak, tdiak menyimpan dendam dan tidak komplain kepada TUHAN Allah.

Contohnya: Yusuf. Waktu dia diperlakukan dengan tidak baik oleh saudara-saudaranya maupun ketika dia ada di rumah potifar, dia tidak bersungut-sungut, tidak dendam kepada saudara-saudaranya, dan tidak kecewa kepada TUHAN Allah.

Yusuf menyatakan bahwa kesuksesan-kesuksesan yang diperolehnya itu bersumber dan adalah berkat dari TUHAN Allah. Melalui hal iti TUHAN Allah dipermuliakan dan Yusuf mendapat pemberkatan-Nya. Jadi, pemimpin yang diperlakukan secara negatif dan merespnnya secara benar, akan mendapat upah kepemimpinan dari TUHAN Allah.

2. Mereka mendapat peluang-peluang
Pemimpin-pemimpin yang mengalami perlakuan yang negatif, selalu mendapat kesempatan-kesempatan untuk menjadi pemimpin. Perlakuan negatif terhadap dirinya justru menjadi pintu masuk kepada sebuah posisi kepemimpinan yang diperoleh.

Yusuf dijual menjadi budak dan terpaksa harus meninggalkan orangtuanya, dari kampung halamannya dan dari tengah-tengah keluarganya. Pengalaman semacam ini tentu sangat menyakitkan. Kendati demikian, justru melalui pengalaman negatif itulah pintu-pintu kepemimpinan menjadi terbuka baginya.

3. Mereka berkembang dalam hal integritas
Pengalaman negatif yang direspon dengan benar akan membentuk integritas pemimpin menjadi semakin kuat.  Yusuf bekerja sebagai budak di rumah majikannya Potifar. Yusuf sudah menikmati segala kesenangan dan kenyamanan di rumah Potifar. Termasuk ada kesempatan baginya untuk menikmati istri majikannya. Ia menolak hal itu, walaupun penjara menjadi tempatnya yang kedua.

Melalui ujianlah, seorang pemimpin bisa menemukan sifat dan kedalaman karakternya. Pemimpin boleh mengatakan apa saja tentang nilai-nilai yang dianutnya, namun kalau menghadapi tekanan, akan mereka temukan bahwa apa sesungguhnya nilai-nilai yang dianutnya.

4. Mereka tumbuh secara rohani
Mazmur 105:17-19 membicarakan soal masa cobaan Yusuf:. Kesusahan dan perlakuan yang negatif akan menunjukkan daya tahan seorang pemimpin. Melalui setiap pengalaman negatif yang dialami seorang pemimpin, menyebabkan dia semakin bertumbuh secara rohani.

5. Hati dan pikiran mereka menjadi siap untuk memimpin
Butuh waktu untuk memproses seorang pemimpin supaya bisa memimpin. Yusuf menjadi seorang pemimpin di Mesir hanya setelah ia melewati waktu pemrosesan yang dialami dalam hidupnya. Melalui peristiwa-peristiwa menyakitkan dan pengalaman-pengalaman pahit yang dirasakan menjadi alat ilahi untuk mengembangkan karakter kepemimpinan Yusuf dan juga setiap pemimpin Kristen.

Menjelang ia menjadi orang kedua Firaun, ia sudah menjadi pemimpin yang terbukti kebolehannya. Ia telah mengalami bencana pribadinya, tetap setia kepada TUHAN Allah dan belajar memimpin di bawah keadaan-keadaan yang sukar. Itu memberinya hikmat dan pengalaman yang dibutuhkannya untuk apa yang akan dihadapinya.

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar