Pemimpin rohani adalah pemimpin yang sudah mengalami Yesus secara pribadi. Pemimpin rohani adalah pemimpin yang sedang bertumbuh secara dinamis di dalam hidup rohaninya. Pemimpin rohani adalah pemimpin yang berkecimpung di bidang kerohanian.
Pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus menunjuk kepada pemimpin Kristen. Pemimpin Kristen adalah pemimpin yang menjadikan Yesus sebagai pusat kepemimpinannya. Seluruh perilakunya meneladani kepada Sang Pemimpin Sempurna, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Menulis tentang pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus sebenarnya bukan hal yang baru. Karena sudah banyak penulis yang menulisnya dalam bentuk buku maupun artikel lainnya. Namun, penulis merasa penting untuk menuliskan hal tersebut. Mengingat perkembangan kepemimpinan Kristen akhir-akhir ini yang sepertinya "tidak lagi memimpin" dalam pimpinan Roh Kudus.
Banyak pemimpin yang mulai memimpin dengan gaya otoriter, mementingkan diri dan kelompoknya. Bahkan ada kecenderungan untuk membangkitkan lagi pola kepemimpinan monarkhi. Tentu hal semacam ini merupakan ancaman bagi kelangsungan kepemimpinan Kristen.
Itu sebabnya, penulis ingin mengangkat kembali topik tentang pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus. Tujuan ialah untuk menggugah setiap pemimpin dan juga pembaca blog ini untuk menaruh perhatian kepada nilai-nilai kepemimpinan yang dipimpin Roh Kudus.
Landasan teologis dari pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus terambil dari tulisan rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia. Rasul Paulus menulis demikian: "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu" - Galatia 5:22-23.
Dari tulisan Paulus di atas, kita bisa menemukan bahwa ada beberapa ciri dari pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus. Ciri-ciri tersebut teraktualisasi dalam kepemimpinan seorang pemimpin rohani. Ditandai dengan adanya buah-buah Roh yang mewarnai seluruh mekanisme kepemimpinannya.
1. Kasih
Kasih merupakan landasan dan motivasi utama seorang pemimpin rohani dalam melaksanakan kepemimpinannya. Kasih tidak dapat dimanipulasi. Kasih bukan hasil usaha sang pemimpin rohani. Kasih bisa tumbuh dalam diri pemimpin rohani hanya dimungkinkan oleh kuasa Roh Kudus.
Dengan kemampuan pemimpin rohani sendiri mustahil ia dapat memimpin dalam kasih. Motif kepemimpinan di luar Roh Kudus cenderung kasar, otoriter dan menyakitkan serta merusak. Lebih dari itu di Roh Kudus pemimpin akan cenderung egois dan mementingkan kelompoknya saja.
Tetapi sebaliknya, pemimpin rohani yang dipimpin oleh Roh Kudus, kasih adalah dinamika, sifat dan dasar kepemimpinannya. Pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus akan terbukti mengasihi TUHAN Allah dan mengasihi orang-orang yang dipimpinnya serta mengasihi pelayanan yang dipercayakan kepadanya.
2. Sukacita
Pemimpin rohani yang dipimpin oleh Roh Kudus, ada sukacita dalam menjalankan roda kepemimpinannya. Hatinya selalu bergairah untuk melayani TUHAN Allah dan umat-Nya. Ia tidak bersungut-sungut. Ia tidak protes. Ia tidak mudah putus asa.
Sukacita pemimpin rohani lahir karena ada Roh Kudus di dalam hati dan hidupnya. Ia membiarkan Roh Kudus mencurahkan sukacita sorgawi dalam kepemimpinannya. Dengan sukacita yang Roh Kudus berikan, pemimpin rohani mampu menjalani kepemimpinannya dalam semua situasi dan kondisi. Artinya, sukacita pemimpin rohani tidak ditentukan oleh situasi dan kondisi yang ada di dalam dan di luar dirinya. Tetapi ia tahu bahwa Roh Kudus sedang memimpin hidupnya di jalan yang benar. Inilah tanda pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus.
3. Damai sejahtera
Tugas seorang pemimpin rohani tidak semudah membalik telapak tangan. Pekerjaan sebagai pemimpin rohani merupakan pekerjaan yang berat. Beban tugas yang dipikulnya sangat berat. Tekanan-tekanan yang datang begitu kuat.
Semua itu bisa saja merampas damai sejahtera dalam hati pemimpin rohani. Ia bisa saja kehilangan keseimbangan dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Ia bisa melakukan kesalahan dan kekhilafan karena berbagai tekanan yang diterimanya ketika menjalankan tugasnya sebagai pemimpin rohani.
Tetapi, bagi pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus, selalu tersedia aliran damai sejahtera dalam hati, batin, roh, jiwa dan pikirannya. Sehingga walaupun sangat berat tugas dan tanggung-jawabnya sebagai pemimpin rohani, selalu ada damai karena Roh Kudus memimpin dan menguasai hidupnya.
Pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus menunjuk kepada pemimpin Kristen. Pemimpin Kristen adalah pemimpin yang menjadikan Yesus sebagai pusat kepemimpinannya. Seluruh perilakunya meneladani kepada Sang Pemimpin Sempurna, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Menulis tentang pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus sebenarnya bukan hal yang baru. Karena sudah banyak penulis yang menulisnya dalam bentuk buku maupun artikel lainnya. Namun, penulis merasa penting untuk menuliskan hal tersebut. Mengingat perkembangan kepemimpinan Kristen akhir-akhir ini yang sepertinya "tidak lagi memimpin" dalam pimpinan Roh Kudus.
Banyak pemimpin yang mulai memimpin dengan gaya otoriter, mementingkan diri dan kelompoknya. Bahkan ada kecenderungan untuk membangkitkan lagi pola kepemimpinan monarkhi. Tentu hal semacam ini merupakan ancaman bagi kelangsungan kepemimpinan Kristen.
Itu sebabnya, penulis ingin mengangkat kembali topik tentang pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus. Tujuan ialah untuk menggugah setiap pemimpin dan juga pembaca blog ini untuk menaruh perhatian kepada nilai-nilai kepemimpinan yang dipimpin Roh Kudus.
Landasan teologis dari pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus terambil dari tulisan rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia. Rasul Paulus menulis demikian: "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu" - Galatia 5:22-23.
Dari tulisan Paulus di atas, kita bisa menemukan bahwa ada beberapa ciri dari pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus. Ciri-ciri tersebut teraktualisasi dalam kepemimpinan seorang pemimpin rohani. Ditandai dengan adanya buah-buah Roh yang mewarnai seluruh mekanisme kepemimpinannya.
1. Kasih
Kasih merupakan landasan dan motivasi utama seorang pemimpin rohani dalam melaksanakan kepemimpinannya. Kasih tidak dapat dimanipulasi. Kasih bukan hasil usaha sang pemimpin rohani. Kasih bisa tumbuh dalam diri pemimpin rohani hanya dimungkinkan oleh kuasa Roh Kudus.
Dengan kemampuan pemimpin rohani sendiri mustahil ia dapat memimpin dalam kasih. Motif kepemimpinan di luar Roh Kudus cenderung kasar, otoriter dan menyakitkan serta merusak. Lebih dari itu di Roh Kudus pemimpin akan cenderung egois dan mementingkan kelompoknya saja.
Tetapi sebaliknya, pemimpin rohani yang dipimpin oleh Roh Kudus, kasih adalah dinamika, sifat dan dasar kepemimpinannya. Pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus akan terbukti mengasihi TUHAN Allah dan mengasihi orang-orang yang dipimpinnya serta mengasihi pelayanan yang dipercayakan kepadanya.
2. Sukacita
Pemimpin rohani yang dipimpin oleh Roh Kudus, ada sukacita dalam menjalankan roda kepemimpinannya. Hatinya selalu bergairah untuk melayani TUHAN Allah dan umat-Nya. Ia tidak bersungut-sungut. Ia tidak protes. Ia tidak mudah putus asa.
Sukacita pemimpin rohani lahir karena ada Roh Kudus di dalam hati dan hidupnya. Ia membiarkan Roh Kudus mencurahkan sukacita sorgawi dalam kepemimpinannya. Dengan sukacita yang Roh Kudus berikan, pemimpin rohani mampu menjalani kepemimpinannya dalam semua situasi dan kondisi. Artinya, sukacita pemimpin rohani tidak ditentukan oleh situasi dan kondisi yang ada di dalam dan di luar dirinya. Tetapi ia tahu bahwa Roh Kudus sedang memimpin hidupnya di jalan yang benar. Inilah tanda pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus.
3. Damai sejahtera
Tugas seorang pemimpin rohani tidak semudah membalik telapak tangan. Pekerjaan sebagai pemimpin rohani merupakan pekerjaan yang berat. Beban tugas yang dipikulnya sangat berat. Tekanan-tekanan yang datang begitu kuat.
Semua itu bisa saja merampas damai sejahtera dalam hati pemimpin rohani. Ia bisa saja kehilangan keseimbangan dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Ia bisa melakukan kesalahan dan kekhilafan karena berbagai tekanan yang diterimanya ketika menjalankan tugasnya sebagai pemimpin rohani.
Tetapi, bagi pemimpin rohani yang dipimpin Roh Kudus, selalu tersedia aliran damai sejahtera dalam hati, batin, roh, jiwa dan pikirannya. Sehingga walaupun sangat berat tugas dan tanggung-jawabnya sebagai pemimpin rohani, selalu ada damai karena Roh Kudus memimpin dan menguasai hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar