Hampir semua orang ingin belajar menjadi pemimpin. Kita diajari
banyak hal, melalui banyak buku dan seminar serta wacana untuk menjadi pemimpin
yang baik.
Tetapi, perhatikanlah hal ini baik-baik: kepemimpinan yang paling
baik berasal dari anugerah TUHAN, yang menjadikan diri seorang pemimpin dalam
orang yang dipilih-Nya.
Tentu saja, kita dapat belajar jadi pemimpin, berharap menjadi
pemimpin, tapi tidak bisa memaksa Tuhan untuk meletakkan kepemimpinan di atas
pundak kita.
Sebaliknya, semua orang diminta untuk menjadi pengikut, di mana
semua orang ada dalam posisinya masing-masing. Sebelum seseorang dapat berpikir
menjadi pemimpin yang baik, ia harus mengerti tentang menjadi pengikut yang
baik.
Tuhan menetapkan semua pemimpin harus bekerja keras. Yang dituntut dari kita adalah menghormati-Nya.Cek seberapa jauh
kita menghargai orang yang memimpin kita dalam Tuhan? Apakah kita masih
menghormati dalam segala keadaan dan perilaku mereka? Apakah kita masih
menghormati mereka, ketika suatu hari pemimpin datang dan menegur kita? Dia
mungkin merupakan figur di gereja.
Tapi mungkin dia adalah figur di kantor, yang menjadi atasan
kita. Jika kita menghormati pemimpin, itu bukanlah pilihan ataupun permintaan
melainkan sebuah tuntutan. Sebagai anak-anak Allah, kita harus memenuhi
tuntutan itu.
Sebelum berpikir menjadi pemimpin yang baik, pikirkan terlebih
dulu bagaimana menjadi pengikut yang baik dan setia kepada pemimpin kita. “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah
ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu,
hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya,” (Mrk 10: 43, 44).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar